Berwisata
ke kota Yogyakarta tentu kurang lengkap tanpa menikmati romantisme
malam hari di sana. Banyak orang bilang, suasana malam hari Yogyakarta
merupakan salah satu moment romantic yang selalu mereka rindukan. Senyum ramah
masyarakat, canda tawa mereka, atraksi seniman jalanan, dan keramaian kota yang
tak pernah tidur seakan menjadi bagian menarik dan selalu diingat oleh mereka
yang pernah datang ke sana. Sehingga sangat pantas apabila sebutan “istimewa” melekat pada kota satu ini.
Tidak hanya untuk warganya sendiri, namun juga bagi para wisatawan yang
berkunjung ke sana.
Di edisi
kali ini, kami akan mengajak kalian untuk melihat tempat mana saja yang paling
asik untuk menikmati suasana malam hari di kota Yogyakarta. Di kesempatan
kali ini, beberapa tempat yang kami kunjungi adalah Tugu Jogja dan Jalan
Malioboro. Dua nama tersebut tentunya sudah tidak asing lagi buat
kalian. Selain sebagai symbol kota Yogyakarta, dua tempat ini juga menjadi
salah satu icon pariwisata yang wajib untuk kita kunjungi, terutama di malam
hari. Nah bagaimana romantisme malam hari di dua tempat tersebut, yuk kita
lihat satu persatu.
Tugu Jogja
Tugu Jogja ini merupakan landmark kota Yogyakarta yang berada di tengah perempatan Jalan Mangkubumi, Jalan Jendral Soedirman, Jalan
A.M Sangaji, dan Jalan Diponegoro.
Lokasinya tidak jauh dari Stasiun Tugu
Yogyakarta, hanya 1-2 km dari sana.
Tidak
seperti Tugu Monas yang ada di
Jakarta yang mempunyai bangunan yang tinggi dan mempunyai taman yang luas, Tugu
Jogja hanya berada di tengah perempatan jalan dan hanya memiliki tinggi sekitar
15 meter. Namun apakah yang menarik di sana? Dan apakah yang membuat Tugu Jogja
ini sangat istimewa? Tidak lain dan tidak bukan adalah sejarah serta nilai
filosofi yang terkandung di dalamnya.
Tugu Jogja |
Seperti
halnya bangunan-bangunan bersejarah di Yogyakarta lainnya, Tugu Jogja ini juga
memiliki nilai-nilai filosofis yang sangat tinggi. Hal itu sangat terlihat dari
bentuk dan beberapa ukiran yang menghiasinya. Selain itu, lokasi dari Tugu Jogja
ini juga bukan tanpa alasan. Lokasi Tugu Jogja ini berada di tengah garis lurus
antara Kraton Yogyakarta, Gunung Merapi,
dan Laut selatan. Sehingga secara
spiritual, garis lurus ini memiliki nilai magis dan memiliki makna tersendiri
di dalamnya.
Tugu Jogja
ini juga telah menjadi saksi sejarah perjuangan masyarakat Yogyakarta dalam
melawan para penjajah Belanda pada zaman dahulu dan menjadi saksi perkembangan
kota Yogyakarta hingga sekarang. Tugu yang dibangun setelah berdirinya kraton
Yogyakarta ini, juga telah mengalami beberapa kali renovasi. Awalnya Tugu Jogja
ini mempunyai tiang berbentuk silinder (Gilig)
yang mengerucut ke atas dan bagian puncaknya berbentuk bulat (Golong). Sehingga dulunya di sebut Tugu Golong Gilig.
Miniatur Tugu Golong Gilig |
Namun pada
sekitar tahun 1867an, pernah terjadi gempa yang mengguncang Yogyakarta dan juga
meruntuhkan tugu tersebut. Pada tahun 1889an, pemerintah Belanda merenovasi
tugu tersebut dengan mengubah bentuk tiang menjadi persegi, dan bagian puncak
tugu berbentuk kerucut. Tinggi tugu yang awalnya setinggi 25 meter diubah menjadi 15 meter. Bahkan setiap sisi
tugu tersebut dihiasi semacam prasasti
yang menunjukan siapa saja yang terlibat dalam pembangunan tugu tersebut. Tugu
tersebut kemudian dijuluki Tugu De Witt Paal
atau Tugu Pal Putih.
Lukisan Sejarah Pembuatan Tugu |
Menurut
sejarahnya, renovasi tersebut awalnya dilakukan oleh bangsa Belanda untuk
mengikis persatuan antara masyarakat Yogyakarta dan raja. Namun strategi
tersebut kemudian sia-sia karena tangkis oleh rasa persatuan dan eratnya
hubungan antara rakyat dan raja di Yogyakarta.
Nah,
begitulah sepenggal kisah tentang sejarah Tugu Jogja yang sudah melegenda sejak ratusan tahun yang
lalu. Untuk lebih jelasnya, di sebelah selatan Tugu Jogja juga terdapat sebuah
monumen yang menceritakan sejarah tentang Tugu Jogja ini. Monumen tersebut dibangun
dengan desain seperti taman untuk memperkenalkan sejarah serta nilai-nilai
filosofis dari Tugu Jogja pada para pengunjung yang datang ke sana. Di monumen
tersebut terdapat beberapa lukisan yang menggambarkan sejarah Tugu Jogja,
bahkan ada juga miniatur Tugu Golong Gilig
dan miniatur kota Yogyakarta yang menjelaskan tentang garis lurus yang antara Tugu
Jogja dan kraton Yogyakarta.
Monumen Tugu Jogja |
Begitu
identiknya Tugu Jogja dengan kota Yogyakarta, dulu bahkan ada sebuah tradisi
yang sering dilakukan banyak Mahasiswa setelah mereka lulus dan akan kembali ke
tempat asalnya. Saat mereka datang ke Tugu Jogja, mereka akan memeluk dan
mencium Tugu Jogja sebelum mereka pulang. Mungkin, hal itu dilakukan sebagai
ungakapan rasa sayang terhadap kota Yogyakarta yang akan mereka tinggalkan. Dan
ada juga beberapa mitos apabila melakukan hal tersebut, suatu saat akan membawa
mereka kembali mengunjungi kota istimewa satu ini.
Berfoto Di Tugu Jogja |
Karena
lokasinya yang berada di tengah perempatan jalan, area Tugu Jogja kemudian diperbaiki
lagi dengan memberikan sedikit jarak agar tidak terlalu dekat dengan kendaraan
yang melintasinya. Selain itu tampilan Tugu Jogja terlihat semakin menarik
dengan dihiasi tanaman dan lampu taman yang menyinari tugu sehingga terlihat
lebih hidup. Para pengunjung yang datang ke sana biasanya akan menyempatkan
diri untuk mendekati tugu tersebut dan berfoto-foto. Banyak juga pengunjung
yang berpendapat bahwa “Belum ke
Yogyakarta, bila belum berfoto di dekat Tugu Jogja ini”.
Untuk
menikmati suasana malam di Tugu Jogja ini, anda tidak perlu mengeluarkan biaya
apapun, alias gratis. Namun apabila anda menggunakan kendaraan pribadi, anda
hanya cukup mengeluarkan uang untuk biaya parkir di sekitar area Tugu Jogja
saja.
Bagaimana?
Anda tertarik? Yuk ke sana! :)
Setelah
menikmati romantisme Tugu Jogja, waktunya untuk jalan-jalan di Malioboro.
0 Response to "Romantisme Malam di Kota Yogyakarta (Tugu Jogja dan Malioboro) part 1"
Post a Comment